Tahun 2021 saya buka dengan membaca buku Make Time yang ditulis oleh Jake Knapp dan John Zeratsky (JZ). Jake dan JZ pernah bekerja bersama di Google Ventures dan mereka pernah mengambil peran penting dalam pembuatan produk Google seperti Google Mail, Google Hangouts atau YouTube.
Ditulis pada tahun 2018, buku ini mendapat banyak sorotan banyak orang karena isinya yang dianggap sangat praktikal dan dapat langsung diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya sendiri butuh 8 hari untuk menghabiskan buku setebal 288 halaman ini—saya memang membaca nonfiksi dengan lambat sembari melakukan anotasi pada bagian buku yang dirasa perlu. Selama 8 hari membaca buku ini, saya harus akui buku ini memang sangat bagus dari segi isi dan konten, buku ini berisi tips-tips produktivitas yang dapat langsung diimplementasikan. Ditambah lagi Jake Knapp dan John Zeratsky (dipanggil sebagai ‘JZ’ di dalam buku) menyisipkan ilustrasi gambar sehingga buku ini tidak terasa membosankan.
Kultur Hiruk Pikuk dan Distraksi Tanpa Batas
Make Time adalah buku yang berisi 87 tips yang Jake dan JZ sudah lakukan untuk membuat waktu yang dirasa penting untuk kita. Hal-hal tersebut tidak selalu harus berhubungan dengan pekerjaan atau hal penting, bisa saja sekadar melakukan hobi atau mempelajari sesuatu di tengah-tengah kesibukan kita.
Walaupun buku ini diberikan label “produktivitas” oleh banyak orang, Jake dan JZ menegaskan di bagian awal buku bahwa buku ini bukan buku produktivitas. Buku ini merupakan tips bagi kta untuk membuat waktu yang benar-benar penting untuk kita.
Jake dan JZ berargumen ada dua kultur yang menjadi default untuk manusia di zaman sekarang, yaitu kultur hiruk-pikuk (The Busy Bandwagon), kultur dimana kita harus terus bekerja tanpa memerhatikan waktu dan kepentingan diri sendiri. Kultur ini membuat kita bekerja terus-terusan, sibuk menyentang to-do list sehingga bila kita ada waktu kosong, kita cenderung akan merasa bersalah dan tidak produktif.
Kultur kedua adalah distraksi tanpa batas (The Infinity Pool), yang mana pada zaman sekarang ada begitu banyak distraksi yang membuat kita tidak bisa melakukan hal-hal penting dalam hidup. Distraksi ini, misalnya, hadir dalam bentuk media sosial atau aplikasi konten tanpa batas seperti YouTube atau Netfliks. Kultur distraksi yang menyedikakan konten tanpa batas ini menghalangi kita untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya penting dalam hidup. Hal ini juga membuat hari-hari berlalu begitu saja, tanpa kita menyadarinya dan memberikan atensi penuh.
Empat Konsep untuk Melakukan Hal yang Penting Bagi Kita di Tengah Kesibukan
Untuk mengatasi dua kultur yang menjadi default orang-orang di zaman sekarang dan untuk melakukan hal-hal yang kita anggap penting di tengah kesibukan kita, Jake dan JZ menyajikan empat konsep yang masing-masing konsep berisi tips-tips untuk melakukan langkah tersebut. Konsep tersebut adalah Highlight, Laser, Energize dan Reflect.
Jake dan JZ menyarankan kita untuk memakai keempat konsep ini dalam kehidupan sehari-hari kita setiap harinya.
Konsep Pertama : Highlight
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat sebuah aktivitas yang merupakan Highlight atau sorotan untuk hari tersebut. Highlight ini dapat berupa aktivitas yang kita ingin lakukan di hari tersebut, yang harus dilakukan, atau aktivitas yang bila kita lakukan pada hari tersebut akan mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan pada diri.
At the end of the day, someone asks you, “What was the highlight of your day?” What do you want your answer to be? When you look back on your day, what activity of accomplishment of moment do you want to savor? That’s your Highlight.
Pada konsep ini Jake dan JZ menyediakan 16 tips untuk menentukan highlight untuk hari-hari kita. Beberapa tips yang efektif, setidaknya untuk saya sendiri, seperti beberapa tips #9 : Block Your Calendar adalah dengan melakukan time blocking untuk melakukan hal-hal yang dirasa penting untuk kita. Hal ini bisa langsung diaplikasikan pada aplikasi kalendar sehari-hari seperti Google Calendar
Konsep Kedua : Laser
Konsep ini adalah bagaimana caranya untuk menjadi tetap fokus dalam melakukan highlight yang sudah kita desain. Masalah utamanya adalah Kultur Distraksi Tanpa Batas, dimana akan sangat mudah untuk kita terdistraksi dengan konten-konten tanpa batas di sekitar kita. Misalkan menghabiskan waktu scrolling media sosial dari lima menit, sampai dua jam.
Sering kali dalam menghadapi distraksi, kita merasa percaya diri terhadap willpower atau kekuatan kita. Masalahnya, kekuatan kita pun ada batas limitnya. Sehingga diperlukan satu strategi untuk mengatasi distraksi ini, yaitu dengan memasang barriers atau mempersulit akses kita terhadap distraksi tersebut.
Penulis menyediakan sekitar 44 tips untuk memasang barrier antara kita dengan distraksi. Beberapa tips ini sangat berguna untuk saya sendiri dan sudah saya aplikasikan dalam keseharian saya, seperti:
- Tips #17 “Try a Distraction-Free Apps” - menghapus (meng-unninstall) semua aplikasi pencipta distraksi dari ponsel kita seperti aplikasi media sosial bahkan email.
- Tips #18 “Log Out” - ketika kita selesai menggunakan aplikasi distraksi, segera log out. Hal ini sangat berguna untuk saya, karena meskipun saya sudah menghapus aplikasi media sosial dari ponsel, tapi media sosial tetap bisa diakses lewat browser. Ketika saya melakukan tips ini, setiap kali saya membuka situs media sosial di browser, misalkan twitter.com, dan menemukan halaman sign in, saya jadi berpikir dua kali, “Apakah saya memang perlu mengecek media sosial sekarang?” Sehingga, mengecek media sosial bukan lagi jadi kegiatan yang secara otomatis saya lakukan.
- Tips #20 “Clear Your Homescreen” - membersihkan halaman homescreen ponsel dan komputer. Kita cenderung bereaksi terhadap apa yang ada di depan mata kita, sehingga, sama seperti tips #18, ketika kita melihat layar ponsel dan komputer kita bersih dari aplikasi distraksi, kita akan jadi lebih intentional dalam menggunakan ponsel dan komputer kita.
Konsep Ketiga : Energize
Kita sering sekali beranggapan bahwa otak adalah kunci dari produktivitas dan menyepelekan tubuh secara keseluruhan. Contohnya, kita jarang berolahraga, atau tidur cukup karena kita beranggapan bahwa memperhatikan tubuh dan produktivitas adalah dua hal yang berbeda—seolah-olah kita memandang otak dan tubuh adalah dua hal yang berbeda. Nyatanya, otak dan tubuh adalah satu kesatuan, otak tidak bisa bekerja tanpa tubuh kita. Bila tubuh kita kelelahan atau tidak sehat, otak tidak bisa bekerja dengan maksimal.
The default of today’s world assume that the brain is the one’s driving the bus, but that’s not really how it works. When you don’t take care of your body, your brain can’t do its job.
Untuk menjelaskan tips menjaga tubuh, Jake dan JZ memaparkan bahwa meskipun zaman berkembang dengan sangat pesat dari ribuan tahun yang lalu sampai sekarang, tubuh kita tidak banyak mengalami perubahan. Cara kerja tubuh kita secara natural tidak jauh berbeda dengan manusia zaman prasejarah.
Sehingga, untuk menjaga kesehatan tubuh, Jake dan JZ memberikan cara untuk menjaga tubuh kita dengan melihat pola hidup manusia zaman dahulu, dimana tubuh masih bekerja dengan natural. Jake dan JZ memberikan enam tips besar sebagai berikut (yang nantinya akan dipecah menjadi 27 tips praktikal):
- Menjaga tubuh tetap bergerak
- Makan makanan asli (tumbuhan, buah atau binatang asli yang tidak dimanufaktur dengan penambahan zat aditif)
- Mengoptimasi kafein, tubuh kita memiliki “jam kafein”, dimana kafein akan bekerja beberapa jam setelah bangun tidur. Kafein memilikiparuh waktu 6 jam sebelum kadarnya habis dalam tubuh sehingga kita perlu mengatur waktu terakhir minum kafein agar kafein tidak mengganggu jam dan kualitas tidur kita
- Kurangi distraksi dan hiruk pikuk, perbanyak waktu tenang sehingga kita memiliki atensi penuh terhadap diri kita dan sekitar
- Berinteraksi dengan orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan mood dan energi
- Tidur dengan ritme yang sesuai (Tidur pada waktu matahari terbenam dengan suasana gelap, kurangi paparan layar elektronik sebelum tidur dan hindari distraksi sebelum tidur)
Konsep Keempat: Reflect
Hal terakhir yang dilakukan pada akhir hari-hari kita adalah berefleksi. Hal ini membuat kita mempunyai kesadaran penuh akan hari-hari yang kita lewati sehingga hari-hari tidak berlalu begitu saja tanpa kita menyadari hal tersebut.
Jake dan JZ menyedikan tips untuk mencatat setiap malam hari tentang bagaimana performa kita pada hari tersebut.
- Catat apa yang menjadi sorotan atau highlight kita pada hari tersebut dan apakah kita berhasil melakukan highlight tersebut atau tidak
- Catat tips dan trik (dari buku) apa saja yang sudah dilakukan dan apakah tips tersebut cocok dengan kita atau tidak. Bila ya, tips tersebut bisa dijasikan kebiasaan kita. Tapi bila tidak, kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri karena bisa jadi tips tersebut tidak cocok dengan kita. Kita bisa mencoba tips lain keesokan harinya dan melihat apakah tips tersebut membantu produktivitas kita.
- Jangan lupa untuk menuliskan gratitute statement setiap harinya karena membuat gratitute statement dapat meningkatkan kebahagiaan kita, bahkan jika kita sedang menjalani hari-hari yang buruk sekalipun.
Pengalaman Baca Make Time
Secara keseluruhan, Make Time adalah buku yang sangat praktikal berisi tips dan trik untuk kita slowing down dari kesibukan dan distraksi di zaman sekarang, serta melakukan hal-hal yang penting dalam keseharian kita. Hal-hal yang dianggap penting tidak harus tentang pekerjaan, tapi juga hal-hal yang bisa membawa kepuasan dan kesenangan buat kita, misalkan melakukan hobi.
Tips yang berjumlah 87 tersebut tidak harus dilakukan semuanya, Jake dan JZ menyarankan pilih beberapa tips yang cocok dengan kita, dan tidak mungkin 87 tips tersebut semuanya cocok dengan kepiribadian kita.
Make Time sangat cocok dibaca untuk semua kalangan orang, terutama bagi kita yang dipenuhi kesibukan dan distraksi dan ingin menjadi lebih intentional dan mindful terhadap keseharian kita, sehingga hari-hari kita tidak berlalu begitu saja tanpa kita menyadarinya.
0 Comment