PUBLISHED ON SAT JUN 26 2021

Pengalaman Baca War and Peace Leo Tolstoy

Pengalaman Baca War and Peace Leo Tolstoy

Saya menghabiskan 21 hari pada bulan Mei lalu untuk membaca buku War and Peace karya Leo Tolstoy. Sejauh ini, War and Peace merupakan buku tertebal yang saya baca di tahun ini, dengan tebal sebanyak 1000 halaman. Bahkan beberapa edisi memiliki tebal sekitar 1600 halaman. Selama 21 hari, saya diajak ‘jalan-jalan’ ke Kekaisaran Rusia pada tahun 1805-1813, saat Prancis berusaha menginvasi Kekaisaran Rusia. Setelah saya selesai membaca buku ini, saya dibuat emosional oleh Leo Tolstoy. Tolstoy berhasil membuat saya terpukau bagaimana beliau mengemas sejarah terpenting yang mengubah Rusia dalam bentuk literatur yang paling fenomenal yang pernah ada.

Antara Fiksi Realis dan Sejarah

Novel dengan judul asli dalam bahasa Rusia “Война и Мир (voyna i mir)” ini bercerita tentang lima keluarga bangsawan di Rusia: Keluarga Rostov, Bolkonski, Kuragin, Drubetskoy dan Bezukhov. Secara umum, War and Peace bercerita tentang bagaimana keadaan kelima keluarga bangsawan ini pascainvasi dan setelah invasi Perancis oleh Rusia. Namun, secara spesifik, novel ini sebenarnya lebih berpusat tentang tiga karakter, yaitu Natasha Rostova, Andrei Bolkonski dan Pierre Bezukhov, dan perjalanan mereka sebelum dan sesudah invasi. Masing-masing tokoh memiliki permasalahan yang kompleks di sepanjang buku.

Tidak hanya karakter-karakter fiktif, pembaca juga akan menemukan tokoh-tokoh nyata yang digali juga lebih dalam seperti Napoleon Bounaparte, Tsar Aleksander yang merupakan Kaisar Rusia yang sangat dikagumi oleh rakyatnya, atau Kutuzov, seorang jendral yang memimpin pasukan Rusia saat invasi Perancis ke Rusia.

Cara Tolstoy Menggabung Fiksi dan Realita

Di bagian awal buku, Tolstoy menceritakan tentang kemewahan soiree (pesta) yang diadakan oleh Anna Pavlovna, yang merupakan seorang sosialita di Kota St. Petersburg, dan dihadiri para keluarga bangsawan. Lalu di bagian kedua, seluruh kemewahan itu berganti seketika dengan suasana tegang Perang Austerlitz (saat Rusia membantu Austria untuk berperang melawan Napoleon dan kalah) yang penuh dengan korban nyawa dan tumpah darah. Dari sini, Leo Tolstoy sukses menggabungkan kedua suasana yang saling kontras dan bertolak belakang.

Cara Tolstoy mendeskripsikan perang pun bukan main, rasanya Tolstoy sendiri sedang mereportase perang itu sendiri. Saya seperti dibuat menonton bagaimana Pangeran Andrei dan para jenderal serta komandan menyusun rencana perang, di lain sisi saya juga menyaksikan bagaimana Nikolai Rostov dan para prajurit perang mengeksekusi perang tersebut, mulai dari aksi yang dilakukan Nikolai dan prajurit lainnya, masalah yang dihadapi di arena perang, sampai pertumpahan darah yang terjadi selama perang.

Suasana damai dalam keluarga aristokrat dan tegangnya peperangan yang ada di dalam buku ini dijelaskan dengan sangat mendetail, membuat saya mengerti kenapa buku ini diberi judul War and Peace.

Hal ini yang jadi satu alasan kenapa novel dengan 1000 halaman ini tidak membuat saya bosan. Selain itu, Leo juga memberikan pendalaman mendetail terhadap setiap karakternya. Lewat 1000 halaman ini, saya merasa seperti berkenalan dengan orang baru, baik tokoh fiktif atau tokoh sejarah seperti Napoleon atau Kutuzov. Hal inilah yang menjadi alasan utama kenapa buku ini membuat saya sangat emosional, ada beberapa bagian yang sukses membuat saya sedih karena hal-hal buruk seperti kematian yang menimpa tokoh yang ‘saya rasa sudah saya kenal sejak lama’.

Keabu-abuan Setiap Karakter

Salah satu keunggulan dari novel ini adalah semua orang memiliki karakter abu-abu. Tidak ada yang benar-benar baik, tidak ada yang benar-benar jahat. Seluruh karakternya masing-masing memiliki sisi baik dan sisi buruknya. Bahkan untuk Napoleon sendiri.

Sebagai contoh, kesalahan yang dilakukan Natasha Rostova yang sempat membuat saya kesal. Di sebuah adegan saat Pangeran Andrei melamarnya dan pergi untuk setahun sebelum berjanji untuk menikahinya, Natasha ternyata jatuh hati dan berselingkuh dengan pria lain dan berniat kabur dengan pria tersebut. Pangeran Andrei juga tidak luput dari ketidaksempurnaan, dia tidak bisa memaafkan orang yang telah menyakitinya. Begitu pula dengan Pierre Bezukhov, serta tokoh-tokoh yang lain. Tidak ada antagonis dan protagonis dalam novel ini. Semuanya hanyalah manusia biasa.

Cara Leo Tolstoy yang membuat karakter-karakternya sangat realistis dan biasa membuat saya memandang War and Peace sebagai sebuah karya literatur yang luar biasa. Hal ini membuat saya turut bersimpati kepada para tokohnya, senang ketika tokoh bahagia, namun dapat mengerti ketika tokoh-tokoh tertentu berbuat sebuah kesalahan, seperti yang dilakukan oleh Natasha.

Lewat karakternya yang biasa, Leo juga bisa menyisipkan nilai-nilai penting seperti agama, filosofi hidup dan bahkan cinta dan kematian. Sehingga, buku ini masih relevan untuk dibaca di zaman sekarang.

Tentang Cinta, Tuhan dan Bagaimana Sejarah Membentuk Kemanusiaan

Tolstoy banyak menyisipkan filosofi lewat karakter Andrei dan Pierre. Saya sendiri menyaksikan perkembangan kedua karakter ini dari segi cara berpikir serta filosofi yang mereka pegang melalui kontemplasi diri, observasi serta dialog yang dilakukan antara dua tokoh ini. Tolstoy juga menambahkan filosofi tentang agama, masyarakat serta sejarah di dalamnya. Lewat perjalanan hidup Pierre dan Andrei di sepanjang buku, Tolstoy banyak menyisipkan filosofi agama, keberadaan Tuhan serta cinta. Buku ini pun ditutup dengan dua buah epilog, dimana epilog kedua berisi esai yang berisi tentang filosofi Tolstoy tentang perang dan sejarah.

Buku ini pun diakhiri dengan dua epilog, dimana di bagian epilog kedua, Tolstoy menuliskan esai pemikirannya tentang filosofi sejarah, misteri sejarah yang tidak akan pernah terjawabkan serta di bagian ini, Tolstoy menjawab pertanyaan “Apa yang menyebabkan dan membentuk peristiwa-peristiwa sejarah?” Di bagian ini Tolstoy mengkritik pemahaman bahwa sejarah invasi Perancis ke Rusia disebabkan hanya oleh dua orang: Tsar Aleksander dan Napoleon sendiri. Padahal, menurut Tolstoy, peristiwa sejarah tidak disebabkan oleh semata-mata dua orang atau satu golongan, namun peristiwa sejarah adalah sebagai hasil dari pilihan-pilihan kecil, aksi, serta perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia sebagai individu.

Meskipun begitu, selama saya membaca buku ini, justru bagian filosofis lah yang paling susah untuk saya mengerti. Selain itu, sebenarnya, beberapa detail tentang perang dan sejarah serta geografis Rusia membuat saya kesulitan untuk membaca buku ini. Sehingga, ada beberapa bagian yang terbaca ‘asal lewat’ karena ketidakmampuan saya untuk mencerna apa yang ingin disampaikan Tolstoy. Hal ini dikarenakan saat membaca buku ini, pengetahuan saya tentang filosofi serta mekanisme perang sangat terbatas. Saya bahkan tidak begitu tahu Rusia dari segi geografis, sehingga saya kebingungan untuk membayangkan kota-kota (selain Moskow dan Petersburg) yang sering disebutkan di dalam buku ini, seperti Smolensk atau Bogucharovo. Arena perang pun sulit terbayangkan untuk saya. Buku ini memang berat untuk dibaca oleh orang awam, sehingga riset kecil atau setidaknya pengetahuan dasar mengenai Perang Napoleonik memang diperlukan sebelum membaca buku ini.

Pengalaman Membaca 1000 Halaman War and Peace

Tolstoy benar-benar mendalami tokoh serta membuat perkembangan karakter terkesan nyata, yang merupakan sebuah nilai tambah untuk buku ini. Karakternya yang realistis membuat saya dapat dengan mudah bersimpati dengan karakter-karakternya. Cara Tolstoy menggambarkan suasana damai dan perang di tengah Rusia juga patut diacungi jempol. Dua kata yang saling bertolak belakang dalam judul buku ini, ‘War’ **dan ‘Peace’ memang benar-benar menggambarkan keadaan Rusia saat itu. Walaupun begitu, beberapa dialog filosofis serta detail-detail tentang Perang Napoleonik sedikit susah untuk dicerna oleh orang awam atau dari golongan umum.

Akhir kata, War and Peace memberikan perjalanan membaca yang sangat berkesan untuk saya. Selama 21 hari, buku ini membuat saya mengalami beragam emosi, senang, terkesan, marah, bahkan jijik dan kesedihan yang mendalam. Karena kesan mendalam yang ditinggalkan oleh buku ini, saya dengan senang hati membuka dan membaca buku ini dari awal, merasakan petualangan yang sama lewat 1000 halaman di dalamnya. Saya sangat menyarankan buku ini untuk dibaca.

War and Peace memberikan pembaca sensasi petualangan epik untuk melihat kembali sejarah dengan perspektif yang berbeda-beda. Memang, buku ini sudah banyak diadaptasi menjadi film dan serial, namun untuk saya, yang sudah membaca dan menonton adaptasi BBC tahun 2016, saya tetap akan mengatakan membaca War and Peace memberikan kesan yang amat mendalam serta berlebih untuk saya.

0 Comment

Post your comment here